Minggu, 28 April 2013

Tugas IBD Manusia



MANUSIA

          1.      Manusia dan Cinta Kasih

Pada hakikatnya setiap manusia pasti mempunyai rasa cinta kasih, entah itu terhadap sesam maupun kepada suatu hal. Namun pada dasarnya manusia sebagai mahluk sosial harus saling mencintai dan mengasihi terhadap sesamanya. Walaupun setiap individu manusia memiliki cara masing- masing dalam merasakan atau menunjukkan rasa cinta mereka. Cinta kasih juga memiliki klasifikasi berdasarkan golongannya.

Cinta kasih

Cinta kasih itu sendiri memiliki arti rasa suka atau rasa kasih sayang terhadap makhluk hidup yang ada di bumi ini, baik manusia, hewan, tumbuhan, maupun lingkungan. Dengan memiliki rasa cinta kasih terhadap lingkungan hidup mereka, maka manusia memiliki ketenangan dalam kehidupan bersosialisasi dengan seluruh makhluk hidup yang ada di bumi ini.

a.       a.. Tanggung Jawab
Tangung jawab itu sendiri memiliki arti menanggung segala sesuatunya. Setiap manusia memiliki sifat ini, bila mana semakin baik tanggung jawab yang dijalankan semakin dipercaya oleh masyarakat luas.

Macam-macam Tanggung Jawab :  

  • Tanggung jawab terhadap diri sediri
    Tanggung jawab terhadap diri sendiri, menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah mengenai dirinya sendiri. Menurut sifat dasarnya, manusia adalah makhluk bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi, karena itu manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, dan angan-angan sendiri.
  • ·         Tanggung Jawab Terhadap Keluarga
                               Keluarga merupakan masyarakat kecil. Tiap anggota keluarga wajib bertanggungjawab pada keluarganya. Tanggung jawab ini tidak hanya menyangkut nama baik keluarga, tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
  • ·         Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat
                                Pada hakekatnya, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian, manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab, agar dapat melangsungkan hidupnya di dalam masyarakat tersebut.
  • ·         Tanggung Jawab Kepada Bangsa / Negara
                                 Setiap manusia atau individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir dan bertindak, manusia terikat oleh norma-norma dan aturan. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Jika perbuatannya salah, dan melanggar aturan dan norma tersebut, maka manusia itu harus bertanggung jawab kepada bangsa atau negaranya

b. Pengorbanan

Pengorbanan memiliki arti persembahan, jadi pemberian secara ikhlas dan rela tanpa mengharapkan imbalan sedikitpun demi menyatakan kebaktiannya,
c.            c.  Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa-apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya, apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat.

Sikap jujur itu perlu di pelajari oleh setiap orang, sebab kejujuran mewujudkan keadilan, sedang keadilan menuntut kemuliaan abadi, jujur memberikan keberanian dan ketentraman hati, serta menyucikan lagi pula membuat luhurnya budi pekerti.

Pada hakekatnya jujur atau kejujuran di landasi oleh kesadaran moral yang tinggi kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa.

Adapun kesadaran moral adalah kesadaran tentang diri kita sendiri karena kita melihat diri kita sendiri berhadapan dengan hal yang baik dan buruk. 
                 d. Saling Percaya

"Saling Percaya Adalah Akar Terbaik Dalam Hubungan Antar Manusia, Apalagi Bila Hal Ini Dilengkapi Dengan Budaya Kerja Yang Saling Percaya, Maka Hal Ini Akan Membawa Keberuntungan Untuk Setiap Pihak Yang Saling Percaya." ~ Djajendra

Jadi manusia dalam kehidupan bersosialisai harus memiliki sifat saling percaya dalam kehidupan antar manusia, agar manusia tidak terbebani dalam kehidupan bermasyarakat.
e.       
                 e.  Saling Pengertian
"Dalam konteks pengertian. Usakahanlah diri kita yang mengerti akan orang lain. Jangan sekali-kali meminta orang lain untuk mengerti akan diri kita. Karena kapasitas orang lain dengan diri kita tidaklah sama"

          Jadi sifat saling pengertian harus terpupuk sejak dini, agar manusia mampu mengerti keadaan yang kita alami, banyak manusia yang bilang bahwa “bila ingin di mengerti maka mengertilah terhadap orang lain” jadi kita harus mengerti posisi orang lain bagaimanapun itu, agar orang lain mampu mengerti kita.

f.                f. Saling Terbuka
Memiliki sifat saling terbuka diharuskan karena manusia adalah makhluk sosial yang bergantung kepada manusia lainnya. Seperti contoh : bila kita memiliki banyak masalah yang susah untuk diselesaikan, dengan cara sharing sesame manusia maka akan terselesaikan dengan solusi yang telah diberikan oleh kawan kerja kita.

        2.      Manusia dan Keindahan

Keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, (meskipun tidak semua hasil seni indahl, pemandangari alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng gunung), manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman, ta13nan, perabot rumah tangga dan sebagainya), suara, warna dan sebagainya. Keindahan adalah identik dengan kebenaran.
Keindahan dilihat dari
      ·   Subjektif, yaitu Keindahan atau ciri-ciri yang menciptakan nilai estetik, melekat pada bentuk indah yang bersangkutan terlepas dari orang yang mengamatinya
      ·  Objektif, yaitu menyatakan bahwa ciri ciri yang menciptakan keindahan suatu benda tidak ada, dan yang ada hanya dalam diri seseorang yang mengamati suatu benda
        Dari pengertian di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa objektif itu adalah keindahan benda dan subjektif itu adalah keindahan orang yang mengamati
  
a. Keindahan dalam arti estistik Murni

Estetik Murni adalah menyangkut pengalaman seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya, jadi manusia belajar dari pengalaman supaya memiliki keindahan dalam kehidupan.
       
        b. Keindahan dalam arti terbatas

Sempit / Terbatas: Disempitkan, yaitu menyangkut benda benda yang hanya dapat diserap dengan penglihatan (keindahan bentuk dan warna)
        c.  Keindahan dalam arti luas

Luas: meliputi keindahan seni, alam, moral dan intelektual.

       3.      Manusia dan Penderitaan

Penderitaan adalah salah satu ‘teman terbaik’ manusia karena mau atau tidak, setiap manusia akan merasakan penderitaan entah apapun bentuknya penderitaan itu, tidak ada satupun yang tidak akan merasakan penderitaan. Akan banyak usaha yang pasti dilakukan manusia sehingga tidak sedikit yang bahkan berlaku curang dalam hidupnya agar tidak hidup dalam penderitaan.
a.     Penderitaan dalam Siksaan

Arti siksaan, siksaan berupa jasmani&rohani bersifat psikis,  kebimbangan, kesepian, ketakutan. Berbicara tentang siksaan, maka terbayang pada ingatan kita tentang neraka dan dosa dan akhirnya firman Tuhan dalam kitab suci Al-Quran. Seperti kita maklumi di dalam kitab suci Al-Quran terdapat banyak sekali surat dan ayat yang membicarakannya tentang siksaan ini. Dalam Al-Quran surat – surat lain banyak berisi jenis ancaman dan siksaan bagi orang – orang musyrik, syirik, makan riba, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya. Namun siksaan yang dialami manusia setelah didunia fana ini tidak akan dibicarakan oleh penulis dalam modul ini, karena itu tugas para ahli agama.

Berbicara tentang siksaan terbayang dibenak kita sesuatu yang sangat mengerikan bahkan mungkin mendirikan bulu kuduk kita, siksaan itu berupa penyakit, siksaan hati, siksaan badan oleh orang lain dan sebagainya. Siksaan manusia ini ternyata juga menimbulkan kreativitas bagi yang pernah mengalami siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang menyaksikan baik langsung ataupun tidak langsung.

Siksaan yang dialami oleh manusia memang merupakan beban berat, sehingga dunia ini benar-benar merupakan neraka dalam hidupnya. Bagi mereka yang mulai merasakan tidak mampu lebih lama menderita, biasanya terlontar kata-katanya lebih baik mati daripada hidup, dengan pengertian bahwa dengan kematiannya maka berakhirlah penderitaan yang dialaminya. Itulah sebabnya mereka yang terlalu menderita dan merasa putus asa, lalu mengambil jalan "pintas" dengan bunuh diri.

b.     Penderitaan dalam Rasa Sakit

Rasa sakit adalah rasa yang penderita akibat menderita suatu penyakit. Rasa sakit ini dapat menimpa setiap manusia. Kaya-miskin, besar-kecil, tua-muda, berpangkat atau rendahan tak dapat menghindarkan diri darinya. Orang bodoh atau pintar, bahkan dokter sekalipun.
Penderitaan, rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkaian peristiwa yang satu dan lainnya tak dapat dipisahkan merupakan rentetan sebab akibat. Karena siksaan, orang merasa sakit; dan karena merasa sakit, orang menderita. Atau sebaliknya, karena penyakitnya tak sembuh-sembuh, ia merasa tersiksa hidupnya, dan mengalami penderitaan.

c.     Penderitaan dalam Neraka

Berbicara tentang neraka, kita selalu ingat kepada dosa. Juga terbayang dalam ingatan kita, siksaan yang luar biasa, rasa sakit dan penderitaan yang hebat. Jelaslah bahwa antara neraka, siksaan, rasa sakit, dan penderitaan terdapat hubungan yang tak dapat dipisahkan satu sama lain. Empat hal itu merupakan rangkaian sebab-akibat.
Manusia masuk neraka karena dosanya. Oleh karena itu, bila kita berbicara tentang neraka tentu berkaitan
dengan dosa. Berbicara tentang dosa juga berbicara tentang kesalahan.

d.     Penderitaan Orang lain
Bersosialisasi memang bukan hal mudah. Kadang pertolongan yang diberikan bisa jadi bumerang yang menyakiti kita. Niat tulus hendak membantu namun orang yang akan dibantu tidak menerimanya sebagai pertolongan, malah menganggapnya sebagai penghinaan, pelecehan bahkan perendahan derajat.
e.     Sumber Penderitaan
Penderitaan yang sering kita rasakan tidak datang begitu saja menghinggapi perasaan kita,tetapi dia memiliki sumbernya,sumber penderitaan itu bisa disebabkan oleh beberapa hal,sebagai contoh;kemiskinan di negeri ini,itu disebakan oleh banyakanya masyarakat miskin yang hidup di negeri ini karena taraf hidupnya masih tidak memenuhi standar sehingga banyak dari mereka yang masih menderita karena kemiskinan tersebut selain itu  juga bencana alam yang sering kita lihat disekitar kita itu merupakan salah satu penderitaan yang ada,bencana tersebut menyebabkan banyakanya rakyat di negeri ini yang kehilangan harta benda,sanak saudara dan sebagainya,sehinnga mereka semua merasakan penderitaan terkadang sumber penderitaan itu juga tidak hanya datang dari alamsaja tetapi bisa juga disebabkan oleh ulah manusia sebagai contoh kita ambil,penebangan hutan secara sembarangan ini dapat menjadi sumber penderitaan yang dialami oleh masyarakat disekitar hutan tersebut karena dapat menyebabkan banjir dan dapat menjadi masalah yang besar bagi masyarakat disekitar hutan tersebut sehinnga ini dapat dikatakan juga sumber penderitaan.dari yang telah kita jelaskan diatas itu merupakan sebagian faktor sumber penderitaan yang dapat tejadi dimasyarakat selain itu juga sumber penderitaan bisa juga datang dari diri sendiri misalnya jika kita tidak melakukan hal yang baik dalam hidup ini it juga bisa menyebakan sumber penderittan karena jika kita melakukan sesuatu yang tidak baik atau keluar dari aturan yang ada maka manusia akan mengalami penderitaan contohnya seseorang akan dikucilkan dari ligkungan sekitarnya apabila dia pernah melakukan hal yang salah seperti misalnya mencuri ,ini akan menjadikan si orang tersebut menjadi menyesal akan semua yang pernah dia lakukan sehingga orang tersebut akan menderita karena dia telah pernah melakukan hal tersebut,hal ini dapat menimbulkan depresi bahkan bisa menyebabkan seseorang jadi hilang kendali karena di bayang-bayangi oleh perbuatan yang pernah dia lakukan tersebut.
        banyak hal yang dapat menjadi sumber penderitaan yang kita rasakan tetapi semua itu bisa dihilangkan apabila dalam setiap masalah yang kita hadapi  kita selau berpikiran positif dan ernih dalam menghadapinya oleh karena itu semua sumber penderitaan tergantung dari bagaimana kita dapat menyikapinya dan percayalah dari semua penderitaan yang kita rasakan pasti memiliki hikmah yang kita dapat kita ambil karena dalam setiap penderitaan yang kita alami pasti ada jalan keluarnya,maka dari itu berpikirlah positif dalam mengahadapi sumber penderitaan yang kita alami dalam hidup ini jangan jadikan sumber penderitaan itu sebagai belenggu yang tidak dapat kita lepaskan.
f. Upaya menghindari Penderitaan

Langkah yang bijaksana untuk menghindari penderitaan bukanlah dengan cara mengeluh, melainkan dengan mengetahui bagaimana kita dapat bertahan menghadapi penderitaan. Prinsipnya ialah hadapi semua masalah yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat dengan bijak.
          4.      Manusia dan Keadilan.
Berbicara mengenai konsep atau Pengertian Keadilan(adil) akan banyak sekali timbul penafsiran ataupun pendapat yang menjelaskan tentang keadilan dari berbagai sudut pandang dan latar belakang pendidikan. Salah satuPengertian Keadilan adalahsuatu kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda ataupun orang.

Pengertian Keadilan
Dalam Al-Qur’an sendiri ada beberapa pengertian yang berkaitan dengan Keadilanyang berasal dari kata ‘adl, yaitu sesuatu yang benar, sikap yang tidak memihak, penjagaan hak-hak seseorang dan cara yang tepat dalam mengambil keputusan. Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum. Pada intinya Keadilan adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya atau proporsional.

a.       Keadilan Legal atau Moral

Keadilan Legal dan Moral yaitu keadilan yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri.

b.      Keadilan Distributif

Keadilan Distributif yaitu Keadilan yang dapat terlaksana jika adanya suatu bukti yang membenarkan

c.       Keadilan Komunikatif

Keadilan Komunikatif yaitu Keadilan yang bertujuan untuk menjaga komunikasi, dan ketertiban agar terciptanya kesejahteraan dalam hidup bermasyarakat.

             5.      Distribusi Keadilan

Keadilan distributif adalah suatu keadilan yang memberikan kepada setiap orang didasarkan atas jasa-jasanya atau pembagian menurut haknya masing-masing. Keadilan distributif berperan dalam hubungan antara masyarakat dengan perorangan dan berlaku dalam hukum publik serta berfokus pada distribusi, honor, kekayaan dan barang-barang lain yang sama-sama didapatkan dalam masyarakat

Ø  Kejujuran dan kebenaran

Kejujuran artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedangkan kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar - benar ada. Jujur juga berarti seorang yang bersih hatinya dari perbuatan - perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum . Jujur ebrarti juga menempati janji ata kesanggupan yang terlampir melalui kata - kata ataupun yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak , harapan dan niat . Sikap jujur perlu dipelajari oleh setiap orang , sebab kejujuran mewujudkan keadilan , jujur memberikan keberanian dan ketentraman hati .
Pada Hakekatnya kejujuran dilandasai oleh kesadaran moral yang tinggi , kesdaran akan adanya pengakuan hak dan kewajiba yang sama . Adapun kesadaran moral adalah kesadaran diri kita sendiri dalam melihat diri kita dalam menilai hal - hal baik atau buruk . Kejujuran berhubungan erat dengan masalah nurani . Menurut M.Alamsyah yang disebut nurani adalah suatu wadah yang ada dalam perasaan manusia . Nurani memiliki suatu kejujuran , ketulusan dalam meneropong kebenaran .
Kebenaran menjadi sebuah kebutuhan pokok untuk meyakinkan seseorang ketika diambang sebuahkebingungan dari sebuah konsep yang masih meragukan. Lalu apa sebenarnya sebuah kebenaran itu? Secara jelas Depdikbud (1995) menyatakan bahwa kebenaran merupakan keadaan (hal dan sebagainya) yang cocok dengan keadaan yang sesungguhnya atau sesuatu yang sungguh-sungguh. Dari penjelasan itu dapat dikatakan bahwa kebenaran adalah soal kesesuaian sebagai kenyataan yang sesungguhnya. Benar atau salahnya sesuatu adalah masalah sesuai atau tidaknya tantang apa yang dikatakan dengan kenyataan sebagaimana adanya. Pandangan lain tentang kebenaran dinyatakan oleh Mudyahardjo (2002:49) bahwa kebenaran terletak pada kesesuaian antara sujek dan objek, yaitu apa yang diketahui subjek dan realita sebagaimana adanya. Misalnya, setiap orang mengatakan bahwa “matahari merupakan sumber energi” adalah suatu pernyataan yang benar, karena pernyataan itu dapat didukung oleh kesesuaian terhadap kenyataan.

Ø  Kecurangan

Kecurangan adalah suatu perbuatan yang tidak jujur dalam kaedahnya berarti belawanan dengan sifat keadilan,kecurangan ini dapat ditimbulkan akibat tidak adanya iman yang kuat untuk membentengi diri dari godaan setan agar diri kita meraih semua sesuatu yang kita inginkan dengan menghalalkan segala cara dan maka dari itu timbullah sifat kecurangan tersebut.selain dari itu kecurangan bisa juga dtanga dari diri kita apabila kita tidak mempunyai sifat bersyukur terhadap apa yang telah kita dapat.
Banyak orang berdalih ketika mereka melakukan kecurangan karena situasi yang terjepit sehingga mereka terpaksa melakukan semua itu,padahal tidak demikian apabila kita selalu mensyukuri nikmat yang telah allah swt berikan karena allah memberikan nikmatnya kepada setiap hambanya secara adil tanpa ada rasa pilih kasih sedikitpun.

Ø  Pemulihan  Nama baik
Pada hakekatnya, pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang telah diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan akhlak.
Akhlak berasal dari bahasa Arab akhlaq bentuk jamak dari khuluq dan dari akar kata ahlaq yang berarti penciptaan. Oleh karena itu, tingkah laku dan perbuatan manusia harus disesuaikan dengan penciptanya sebagai manusia. /untuk itu, orang harus bertingkah laku dan berbuat sesuai dengan ahlak yang baik.
Ada tiga macam godaan, yaitu derajat/pangkat, harta dan wanita. Bila orang tidak dapat menguasai hawa nafsunya, maka ia akan terjerumus kejurang kenistaan, karena untuk memiliki derajat/pangkat,harta dan wanita itu dengan mempergunakan jarak yang tidak wajar. Jalan itu antara lain, fitnah, membohong, suap, mencuri, merampok dan menempuh semua jalan yang diharamkan.
Hawa nafsu dan angan-angan bagaikan sungai dan air. Hawa nafsu yang tak tersalurkan melalui sungai yang baik, yang benar, akan meluap kemana-mana yang akhirnya sangat berbahaya. Menjerumuskan manusia ke lumpur dosa.
Ada godaan halus, yang dalam bahasa jawa, adigang, adigung, adiguna, yaitu membanggakan kekuasaan, kebesarannya, dan kepandaiannya. Semua itu mengandung arti kesombongan.
Untuk memulihkan nama baik, manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir. Melainkan harus bertingkah laku sopan, ramah, berbuat budi darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh rasa kasih sayang, tanpa pamrih, Takwa kepada Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil, dan budi luhur selalu dipupuk.

Ø  Pembalasan
Pembalasan adalah sebuah perilaku yang ditujukan untuk mengembalikan perbuatan sesorang. Ada pembalasan dalam hal kebaikan dan ada pembalasan yang bersifat buruk.
Pembalasan juga bisa disebut sebagai hukuman ataupun anugrah, pembalasan diartikan sebagai hukuman ketika seseorang mendapatkan kejadian buruk setelah berbuat kejahatan kepada orang lain dan sebaliknya, pembalasan diartikan sebagai anugrah ketika seseorang mendapatkan keuntungan setelah orang tersebut berbuat baik kepada orang lain.
Pembalasan bisa datang dari sesama manusia ataupun dari Allah swt. Banyak cara untuk membuat hamba-Nya jera ataupun bahagia, karena rejeki atau musibah datang dari arah yang tidak pernah kita duga.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar