MANUSIA
1. Manusia
dan Cinta Kasih
Pada hakikatnya setiap manusia pasti mempunyai rasa cinta kasih, entah itu terhadap sesam maupun kepada suatu hal. Namun pada dasarnya manusia sebagai mahluk sosial harus saling mencintai dan mengasihi terhadap sesamanya. Walaupun setiap individu manusia memiliki cara masing- masing dalam merasakan atau menunjukkan rasa cinta mereka. Cinta kasih juga memiliki klasifikasi berdasarkan golongannya.
Cinta kasih
Cinta
kasih itu sendiri memiliki arti rasa suka atau rasa kasih sayang terhadap
makhluk hidup yang ada di bumi ini, baik manusia, hewan, tumbuhan, maupun
lingkungan. Dengan memiliki rasa cinta kasih terhadap lingkungan hidup mereka,
maka manusia memiliki ketenangan dalam kehidupan bersosialisasi dengan seluruh
makhluk hidup yang ada di bumi ini.
a.
a.. Tanggung
Jawab
Tangung
jawab itu sendiri memiliki arti menanggung segala sesuatunya. Setiap manusia
memiliki sifat ini, bila mana semakin baik tanggung jawab yang dijalankan
semakin dipercaya oleh masyarakat luas.
Macam-macam Tanggung Jawab :
- Tanggung
jawab terhadap diri sediri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri, menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah mengenai dirinya sendiri. Menurut sifat dasarnya, manusia adalah makhluk bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi, karena itu manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, dan angan-angan sendiri.
- · Tanggung Jawab Terhadap Keluarga
- · Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat
- · Tanggung Jawab Kepada Bangsa / Negara
b. Pengorbanan
Pengorbanan memiliki arti persembahan, jadi pemberian secara ikhlas dan rela tanpa mengharapkan imbalan sedikitpun demi menyatakan kebaktiannya,
c. c.
Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa-apa
yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya, apa yang dikatakan
sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah
kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya
dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut
satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama
dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti juga menepati janji atau
kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang masih terkandung
dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat.
Sikap jujur itu perlu di pelajari
oleh setiap orang, sebab kejujuran mewujudkan keadilan, sedang keadilan
menuntut kemuliaan abadi, jujur memberikan keberanian dan ketentraman hati,
serta menyucikan lagi pula membuat luhurnya budi pekerti.
Pada hakekatnya jujur atau kejujuran
di landasi oleh kesadaran moral yang tinggi kesadaran pengakuan akan adanya
sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa.
Adapun kesadaran moral adalah
kesadaran tentang diri kita sendiri karena kita melihat diri kita sendiri
berhadapan dengan hal yang baik dan buruk.
d. Saling Percaya
"Saling Percaya Adalah Akar Terbaik Dalam Hubungan Antar Manusia, Apalagi Bila Hal Ini Dilengkapi Dengan Budaya Kerja Yang Saling Percaya, Maka Hal Ini Akan Membawa Keberuntungan Untuk Setiap Pihak Yang Saling Percaya." ~ Djajendra
Jadi manusia
dalam kehidupan bersosialisai harus memiliki sifat saling percaya dalam
kehidupan antar manusia, agar manusia tidak terbebani dalam kehidupan
bermasyarakat.
e.
e. Saling Pengertian
e. Saling Pengertian
"Dalam konteks pengertian.
Usakahanlah diri kita yang mengerti akan orang lain. Jangan sekali-kali meminta
orang lain untuk mengerti akan diri kita. Karena kapasitas orang lain dengan
diri kita tidaklah sama"
Jadi sifat
saling pengertian harus terpupuk sejak dini, agar manusia mampu mengerti
keadaan yang kita alami, banyak manusia yang bilang bahwa “bila ingin di
mengerti maka mengertilah terhadap orang lain” jadi kita harus mengerti posisi
orang lain bagaimanapun itu, agar orang lain mampu mengerti kita.
f.
f. Saling
Terbuka
Memiliki
sifat saling terbuka diharuskan karena manusia adalah makhluk sosial yang
bergantung kepada manusia lainnya. Seperti contoh : bila kita memiliki banyak
masalah yang susah untuk diselesaikan, dengan cara sharing sesame manusia maka
akan terselesaikan dengan solusi yang telah diberikan oleh kawan kerja kita.
2. Manusia
dan Keindahan
Keindahan
berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan
sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, (meskipun
tidak semua hasil seni indahl, pemandangari alam (pantai, pegunungan, danau,
bunga-bunga di lereng gunung), manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut,
kaki, tubuh), rumah (halaman, ta13nan, perabot rumah tangga dan sebagainya),
suara, warna dan sebagainya. Keindahan adalah identik dengan kebenaran.
Keindahan
dilihat dari
·
Subjektif,
yaitu Keindahan atau ciri-ciri yang menciptakan nilai estetik, melekat pada
bentuk indah yang bersangkutan terlepas dari orang yang mengamatinya
·
Objektif,
yaitu menyatakan bahwa ciri ciri yang menciptakan keindahan suatu benda tidak
ada, dan yang ada hanya dalam diri seseorang yang mengamati suatu benda
Dari pengertian di atas, dapat di
ambil kesimpulan bahwa objektif itu adalah keindahan benda dan subjektif itu
adalah keindahan orang yang mengamati
a. Keindahan dalam arti estistik Murni
a. Keindahan dalam arti estistik Murni
Estetik Murni adalah menyangkut pengalaman seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya, jadi manusia belajar dari pengalaman supaya memiliki keindahan dalam kehidupan.
b. Keindahan dalam arti terbatas
Sempit / Terbatas: Disempitkan, yaitu menyangkut benda benda yang hanya dapat diserap dengan penglihatan (keindahan bentuk dan warna)
c.
Keindahan dalam arti luas
Luas: meliputi keindahan seni, alam, moral dan intelektual.
3. Manusia dan Penderitaan
Penderitaan adalah salah satu ‘teman terbaik’ manusia karena mau atau
tidak, setiap manusia akan merasakan penderitaan entah apapun bentuknya
penderitaan itu, tidak ada satupun yang tidak akan merasakan penderitaan. Akan
banyak usaha yang pasti dilakukan manusia sehingga tidak sedikit yang bahkan
berlaku curang dalam hidupnya agar tidak hidup dalam penderitaan.
a.
Penderitaan dalam Siksaan
Arti siksaan, siksaan berupa jasmani&rohani bersifat psikis, kebimbangan, kesepian, ketakutan. Berbicara tentang siksaan, maka terbayang pada ingatan kita tentang neraka dan dosa dan akhirnya firman Tuhan dalam kitab suci Al-Quran. Seperti kita maklumi di dalam kitab suci Al-Quran terdapat banyak sekali surat dan ayat yang membicarakannya tentang siksaan ini. Dalam Al-Quran surat – surat lain banyak berisi jenis ancaman dan siksaan bagi orang – orang musyrik, syirik, makan riba, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya. Namun siksaan yang dialami manusia setelah didunia fana ini tidak akan dibicarakan oleh penulis dalam modul ini, karena itu tugas para ahli agama.
Berbicara
tentang siksaan terbayang dibenak kita sesuatu yang sangat mengerikan bahkan
mungkin mendirikan bulu kuduk kita, siksaan itu berupa penyakit, siksaan hati,
siksaan badan oleh orang lain dan sebagainya. Siksaan manusia ini ternyata juga
menimbulkan kreativitas bagi yang pernah mengalami siksaan atau orang lain yang
berjiwa seni yang menyaksikan baik langsung ataupun tidak langsung.
Siksaan
yang dialami oleh manusia memang merupakan beban berat, sehingga dunia ini
benar-benar merupakan neraka dalam hidupnya. Bagi mereka yang mulai merasakan
tidak mampu lebih lama menderita, biasanya terlontar kata-katanya lebih baik
mati daripada hidup, dengan pengertian bahwa dengan kematiannya maka
berakhirlah penderitaan yang dialaminya. Itulah sebabnya mereka yang terlalu
menderita dan merasa putus asa, lalu mengambil jalan "pintas" dengan
bunuh diri.
b.
Penderitaan dalam Rasa Sakit
Rasa sakit adalah rasa
yang penderita akibat menderita suatu penyakit. Rasa sakit ini dapat menimpa
setiap manusia. Kaya-miskin, besar-kecil, tua-muda, berpangkat atau rendahan
tak dapat menghindarkan diri darinya. Orang bodoh atau pintar, bahkan dokter
sekalipun.
Penderitaan, rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkaian peristiwa yang satu dan lainnya tak dapat dipisahkan merupakan rentetan sebab akibat. Karena siksaan, orang merasa sakit; dan karena merasa sakit, orang menderita. Atau sebaliknya, karena penyakitnya tak sembuh-sembuh, ia merasa tersiksa hidupnya, dan mengalami penderitaan.
Penderitaan, rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkaian peristiwa yang satu dan lainnya tak dapat dipisahkan merupakan rentetan sebab akibat. Karena siksaan, orang merasa sakit; dan karena merasa sakit, orang menderita. Atau sebaliknya, karena penyakitnya tak sembuh-sembuh, ia merasa tersiksa hidupnya, dan mengalami penderitaan.
c.
Penderitaan dalam Neraka
Berbicara tentang neraka, kita selalu ingat kepada dosa. Juga terbayang dalam ingatan kita, siksaan yang luar biasa, rasa sakit dan penderitaan yang hebat. Jelaslah bahwa antara neraka, siksaan, rasa sakit, dan penderitaan terdapat hubungan yang tak dapat dipisahkan satu sama lain. Empat hal itu merupakan rangkaian sebab-akibat.
Manusia masuk neraka karena dosanya. Oleh karena itu, bila kita berbicara tentang neraka tentu berkaitan dengan dosa. Berbicara tentang dosa juga berbicara tentang kesalahan.
d.
Penderitaan Orang lain
Bersosialisasi memang bukan hal mudah. Kadang pertolongan
yang diberikan bisa jadi bumerang yang menyakiti kita. Niat tulus hendak membantu
namun orang yang akan dibantu tidak menerimanya sebagai pertolongan, malah
menganggapnya sebagai penghinaan, pelecehan bahkan perendahan derajat.
e.
Sumber Penderitaan
Penderitaan yang sering kita
rasakan tidak datang begitu saja menghinggapi perasaan kita,tetapi dia memiliki
sumbernya,sumber penderitaan itu bisa disebabkan oleh beberapa hal,sebagai
contoh;kemiskinan di negeri ini,itu disebakan oleh banyakanya masyarakat miskin
yang hidup di negeri ini karena taraf hidupnya masih tidak memenuhi standar sehingga
banyak dari mereka yang masih menderita karena kemiskinan tersebut selain
itu juga bencana alam yang sering kita lihat disekitar kita itu merupakan
salah satu penderitaan yang ada,bencana tersebut menyebabkan banyakanya rakyat
di negeri ini yang kehilangan harta benda,sanak saudara dan sebagainya,sehinnga
mereka semua merasakan penderitaan terkadang sumber penderitaan itu juga tidak
hanya datang dari alamsaja tetapi bisa juga disebabkan oleh ulah manusia
sebagai contoh kita ambil,penebangan hutan secara sembarangan ini dapat menjadi
sumber penderitaan yang dialami oleh masyarakat disekitar hutan tersebut karena
dapat menyebabkan banjir dan dapat menjadi masalah yang besar bagi masyarakat
disekitar hutan tersebut sehinnga ini dapat dikatakan juga sumber
penderitaan.dari yang telah kita jelaskan diatas itu merupakan sebagian faktor
sumber penderitaan yang dapat tejadi dimasyarakat selain itu juga sumber
penderitaan bisa juga datang dari diri sendiri misalnya jika kita tidak
melakukan hal yang baik dalam hidup ini it juga bisa menyebakan sumber
penderittan karena jika kita melakukan sesuatu yang tidak baik atau keluar dari
aturan yang ada maka manusia akan mengalami penderitaan contohnya seseorang
akan dikucilkan dari ligkungan sekitarnya apabila dia pernah melakukan hal yang
salah seperti misalnya mencuri ,ini akan menjadikan si orang tersebut menjadi
menyesal akan semua yang pernah dia lakukan sehingga orang tersebut akan
menderita karena dia telah pernah melakukan hal tersebut,hal ini dapat menimbulkan
depresi bahkan bisa menyebabkan seseorang
jadi hilang kendali karena di bayang-bayangi oleh perbuatan yang pernah dia
lakukan tersebut.
banyak hal yang dapat menjadi sumber penderitaan yang kita rasakan tetapi semua itu bisa dihilangkan apabila dalam setiap masalah yang kita hadapi kita selau berpikiran positif dan ernih dalam menghadapinya oleh karena itu semua sumber penderitaan tergantung dari bagaimana kita dapat menyikapinya dan percayalah dari semua penderitaan yang kita rasakan pasti memiliki hikmah yang kita dapat kita ambil karena dalam setiap penderitaan yang kita alami pasti ada jalan keluarnya,maka dari itu berpikirlah positif dalam mengahadapi sumber penderitaan yang kita alami dalam hidup ini jangan jadikan sumber penderitaan itu sebagai belenggu yang tidak dapat kita lepaskan.
banyak hal yang dapat menjadi sumber penderitaan yang kita rasakan tetapi semua itu bisa dihilangkan apabila dalam setiap masalah yang kita hadapi kita selau berpikiran positif dan ernih dalam menghadapinya oleh karena itu semua sumber penderitaan tergantung dari bagaimana kita dapat menyikapinya dan percayalah dari semua penderitaan yang kita rasakan pasti memiliki hikmah yang kita dapat kita ambil karena dalam setiap penderitaan yang kita alami pasti ada jalan keluarnya,maka dari itu berpikirlah positif dalam mengahadapi sumber penderitaan yang kita alami dalam hidup ini jangan jadikan sumber penderitaan itu sebagai belenggu yang tidak dapat kita lepaskan.
f.
Upaya menghindari Penderitaan
Langkah yang bijaksana untuk menghindari penderitaan bukanlah dengan cara mengeluh, melainkan dengan mengetahui bagaimana kita dapat bertahan menghadapi penderitaan. Prinsipnya ialah hadapi semua masalah yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat dengan bijak.
4. Manusia dan Keadilan.
Berbicara mengenai
konsep atau Pengertian Keadilan(adil) akan banyak sekali timbul penafsiran ataupun pendapat
yang menjelaskan tentang keadilan dari berbagai sudut pandang dan latar
belakang pendidikan. Salah satuPengertian Keadilan adalahsuatu kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda ataupun orang.
Dalam Al-Qur’an sendiri ada beberapa pengertian yang
berkaitan dengan Keadilanyang berasal dari kata
‘adl, yaitu sesuatu yang benar, sikap yang tidak memihak, penjagaan hak-hak
seseorang dan cara yang tepat dalam mengambil keputusan. Kebanyakan orang
percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum. Pada intinya Keadilan adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya atau
proporsional.
a.
Keadilan Legal atau Moral
Keadilan Legal dan Moral yaitu keadilan yang berasal dari
dalam diri manusia itu sendiri.
b.
Keadilan Distributif
Keadilan
Distributif yaitu Keadilan yang dapat terlaksana jika adanya suatu bukti
yang membenarkan
c.
Keadilan Komunikatif
Keadilan
Komunikatif yaitu Keadilan yang bertujuan untuk menjaga komunikasi, dan
ketertiban agar terciptanya kesejahteraan dalam hidup bermasyarakat.
5. Distribusi Keadilan
Keadilan distributif adalah suatu
keadilan yang memberikan kepada setiap orang didasarkan atas jasa-jasanya atau
pembagian menurut haknya masing-masing. Keadilan distributif berperan dalam
hubungan antara masyarakat dengan perorangan dan berlaku dalam hukum publik
serta berfokus pada distribusi, honor, kekayaan dan barang-barang lain yang
sama-sama didapatkan dalam masyarakat
Ø
Kejujuran dan kebenaran
Kejujuran artinya apa yang
dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya apa yang dikatakan sesuai
dengan kenyataan yang ada. Sedangkan kenyataan yang ada itu adalah kenyataan
yang benar - benar ada. Jujur juga berarti seorang yang bersih hatinya dari
perbuatan - perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum . Jujur ebrarti juga menempati
janji ata kesanggupan yang terlampir melalui kata - kata ataupun yang masih
terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak , harapan dan niat . Sikap
jujur perlu dipelajari oleh setiap orang , sebab kejujuran mewujudkan keadilan
, jujur memberikan keberanian dan ketentraman hati .
Pada Hakekatnya kejujuran
dilandasai oleh kesadaran moral yang tinggi , kesdaran akan adanya pengakuan
hak dan kewajiba yang sama . Adapun kesadaran moral adalah kesadaran diri kita
sendiri dalam melihat diri kita dalam menilai hal - hal baik atau buruk .
Kejujuran berhubungan erat dengan masalah nurani . Menurut M.Alamsyah yang
disebut nurani adalah suatu wadah yang ada dalam perasaan manusia . Nurani
memiliki suatu kejujuran , ketulusan dalam meneropong kebenaran .
Kebenaran menjadi sebuah
kebutuhan pokok untuk meyakinkan seseorang ketika diambang sebuahkebingungan
dari sebuah konsep yang masih meragukan. Lalu apa sebenarnya sebuah kebenaran
itu? Secara jelas Depdikbud (1995) menyatakan bahwa kebenaran merupakan keadaan
(hal dan sebagainya) yang cocok dengan keadaan yang sesungguhnya atau sesuatu
yang sungguh-sungguh. Dari penjelasan itu dapat dikatakan bahwa kebenaran
adalah soal kesesuaian sebagai kenyataan yang sesungguhnya. Benar atau salahnya
sesuatu adalah masalah sesuai atau tidaknya tantang apa yang dikatakan dengan
kenyataan sebagaimana adanya. Pandangan lain tentang kebenaran dinyatakan oleh
Mudyahardjo (2002:49) bahwa kebenaran terletak pada kesesuaian antara sujek dan
objek, yaitu apa yang diketahui subjek dan realita sebagaimana adanya.
Misalnya, setiap orang mengatakan bahwa “matahari merupakan sumber energi”
adalah suatu pernyataan yang benar, karena pernyataan itu dapat didukung oleh
kesesuaian terhadap kenyataan.
Ø
Kecurangan
Kecurangan
adalah suatu perbuatan yang tidak jujur dalam kaedahnya berarti belawanan
dengan sifat keadilan,kecurangan ini dapat ditimbulkan akibat tidak adanya iman
yang kuat untuk membentengi diri dari godaan setan agar diri kita meraih semua
sesuatu yang kita inginkan dengan menghalalkan segala cara dan maka dari itu
timbullah sifat kecurangan tersebut.selain dari itu kecurangan bisa juga dtanga
dari diri kita apabila kita tidak mempunyai sifat bersyukur terhadap apa yang
telah kita dapat.
Banyak
orang berdalih ketika mereka melakukan kecurangan karena situasi yang terjepit
sehingga mereka terpaksa melakukan semua itu,padahal tidak demikian apabila
kita selalu mensyukuri nikmat yang telah allah swt berikan karena allah
memberikan nikmatnya kepada setiap hambanya secara adil tanpa ada rasa pilih
kasih sedikitpun.
Ø
Pemulihan Nama baik
Pada
hakekatnya, pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala
kesalahannya; bahwa apa yang telah diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran
moral atau tidak sesuai dengan akhlak.
Akhlak
berasal dari bahasa Arab akhlaq bentuk jamak dari khuluq dan dari akar kata
ahlaq yang berarti penciptaan. Oleh karena itu, tingkah laku dan perbuatan
manusia harus disesuaikan dengan penciptanya sebagai manusia. /untuk itu, orang
harus bertingkah laku dan berbuat sesuai dengan ahlak yang baik.
Ada
tiga macam godaan, yaitu derajat/pangkat, harta dan wanita. Bila orang tidak
dapat menguasai hawa nafsunya, maka ia akan terjerumus kejurang kenistaan,
karena untuk memiliki derajat/pangkat,harta dan wanita itu dengan mempergunakan
jarak yang tidak wajar. Jalan itu antara lain, fitnah, membohong, suap,
mencuri, merampok dan menempuh semua jalan yang diharamkan.
Hawa
nafsu dan angan-angan bagaikan sungai dan air. Hawa nafsu yang tak tersalurkan
melalui sungai yang baik, yang benar, akan meluap kemana-mana yang akhirnya
sangat berbahaya. Menjerumuskan manusia ke lumpur dosa.
Ada
godaan halus, yang dalam bahasa jawa, adigang, adigung, adiguna, yaitu
membanggakan kekuasaan, kebesarannya, dan kepandaiannya. Semua itu mengandung
arti kesombongan.
Untuk
memulihkan nama baik, manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf
tidak hanya dibibir. Melainkan harus bertingkah laku sopan, ramah, berbuat budi
darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan sesama hidup yang perlu
ditolong dengan penuh rasa kasih sayang, tanpa pamrih, Takwa kepada Tuhan dan
mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil, dan budi luhur selalu dipupuk.
Ø
Pembalasan
Pembalasan adalah sebuah perilaku
yang ditujukan untuk mengembalikan perbuatan sesorang. Ada pembalasan dalam hal
kebaikan dan ada pembalasan yang bersifat buruk.
Pembalasan juga bisa disebut sebagai
hukuman ataupun anugrah, pembalasan diartikan sebagai hukuman ketika seseorang
mendapatkan kejadian buruk setelah berbuat kejahatan kepada orang lain dan
sebaliknya, pembalasan diartikan sebagai anugrah ketika seseorang mendapatkan
keuntungan setelah orang tersebut berbuat baik kepada orang lain.
Pembalasan bisa datang dari sesama
manusia ataupun dari Allah swt. Banyak cara untuk membuat hamba-Nya jera
ataupun bahagia, karena rejeki atau musibah datang dari arah yang tidak pernah
kita duga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar